Kamis, 24 Februari 2011

Umpan Memancing Untuk Ikan Nila

Ikan Nila adalah ikan pemakan segala atau omnivora seperti dijelaskan pada artikel sebelumnya, ikan nila biasa memakan hewan-hewan kecil dan tumbuh-tumbuhan.
nah berikut adalah daftar umpan yang cocok digunakan untuk memancing ikan nila di sungai,kolam dan bendungan.
1. Lumut
Memancing Ikan nila dengan lumut biasa dan cocok dilakukan di perairan yang tenang dan jernih, contohnya kolam dan bendungan. Cara memancing dengan lumut cukup mudah, dengan merangkai lebih dari satu kail pancing, lumut cukup dicantolkan(bahasa jawanya) di kail. Lumut yang cocok hasilnya pun memuaskan.
2. Pelet
Memancing nila dengan pelet cocok dilakukan dikolam. Karena biasanya ikan nila dikolam sudah akrab dengan pelet, jadi sangatlah cocok jika umpanya pelet. Disamping itu juga bisa dilakukan di sungai apalagi kalau ada kolam jebol he. Cara memasang umpan pelet, jika menggunakan pelet yang masih dalam bentuk bulat, campur pelet dengan air panas secukupnya diamkan beberapa saat hingga pelet mengembang, lalu remas hingga kenyal. Jika pelet dalam bentuk bubuk, cukup campur dengan air dingin dan remas hingga kenyal. Cara memasangnya, buat bulatan-bulatan kecil pelet pada kail hingga kail tertutup pelet.
3. Pakan ayam (biasa disebut 521)
Cocok dilakukan di kolam dan sungai,cara membuat dan memasang sama dengan umpan pelet.
4 Udang
Memancing nila dengan udang biasa dilakukan di semua perairan. Caranya kulit udang dikupas dan dagingnya dipasang pada kail. Cukup separo dari daging udang kecil.

Nah umpan umpan diatas adalah yang biasa saya gunakan, hasilnya pun lumayan. Kalau anda berminat silakan pakai umpan diatas.

Apa Itu Ikan Nila ?

Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.

Ciri Ikan Nila

Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm. Sirip punggung (dorsal) dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari.

Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak.

Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya. Setelah berat badannya mencapai 50 gram, dapat diketahui perbedaan antara jantan dan betina. Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan kokoh.


Kebiasaan dan Penyebaran Ikan Nila

Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.

Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan Nile, Sungai Nil) ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia; yaitu di Sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Diyakini pula bahwa pemeliharaan ikan ini telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.

Telur ikan nila berbentuk bulat berwarna kekuningan dengan diameter sekitar 2,8 mm. Sekali memijah, ikan nila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir, tergantung pada ukuran tubuhnya. Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik setelah memijah, induk betinanya mengulum telur-telur yang telah dibuahi di dalam rongga mulutnya. Perilaku ini disebut mouth breeder (pengeram telur dalam mulut).

Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila sering pula dijadikan fillet.
(copas dari Wikipeia Berbahasa Indonesia)